Dimensi-Dimensi Lingkungan Organisasi
Batasan Pengertian Lingkungan Organisasi
Hubungan secara sosiologi dapat berarti segala sesuatu yang mendorong dan mempengaruhi tingkah laku individu maupun kelompok. Setiap organisasi pasti akan selalu berhubungan dengan lingkungan, baik itu lingkungan fisik maupun nonfisik. Hubungan keduanya bersifat resiprokal, yaitu berupa hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Dalam hal ini, Scott (1991) menggambarkan 4 tingkatan lingkungan yang meliputi
Dimensi-dimensi Lingkungan Organisasi
Ada 2 dimensi lingkungan, di mana organisasi itu berada, yaitu pertama dimensi lingkungan yang dipandang sebagai karakteristik dasar lingkungan organisasi, dan dikenal sebagai kondisi umum lingkungan organisasi. Kedua, dimensi lingkungan yang secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan organisasi dan dikenal dengan kondisi khusus lingkungan organisasi.
Kondisi umum lingkungan menggambarkan dimensi lingkungan yang melatarbelakangi perkembangan organisasi. Misalnya, kemampuan baca tulis, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat urbanisasi, dan sistem ekonomi, sedangkan kondisi khusus lingkungan berkaitan erat dengan perkembangan organisasi. Ini mencakup, antara lain kondisi teknologi, sistem hukum, kondisi politik, kondisi ekonomi, kondisi demografis, kondisi ekologis dan kondisi budaya.
Pengaruh Lingkungan terhadap Organisasi
Di kalangan ahli sosiologi ada perbedaan pendapat mengenai cara memandang lingkungan organisasi, di satu sisi lingkungan organisasi adalah sesuatu yang nyata ada di luar suatu jadi bersifat objektif. Di sisi lain, lingkungan organisasi adalah bagaimana anggota organisasi itu memandang keberadaannya, jadi sifatnya subjektif. Tetapi keduanya mempunyai kesamaan bahwa lingkungan organisasi adalah sesuatu yang sifatnya eksternal, berada di luar organisasi, mempunyai hubungan dan berpengaruh secara timbal balik terhadap organisasi.
Dalam suatu lingkungan yang hanya memiliki sedikit sumber alam biasanya satu organisasi akan bersifat efisien. Bisa saja suatu organisasi tinggal di tempat yang sumber alamnya langka, tetapi organisasi itu memindahkan kegiatan usahanya ke tempat lain yang hanya akan sumber alam dengan konsekuensi biaya menjadi tinggi atau tetap tinggal di tempat itu, tetapi dengan penyesuaian kinerjanya terhadap lingkungan secara lebih efisien meskipun kegiatannya sulit berkembang.
Hubungan anara organisasi dengan lingkungan dijelaskan pula melalui tingkat penempatan lingkungan, konsep ini mengacu kepada persamaan dan/atau perbedaan yang terdapat dalam lingkungan tertentu. Pada lingkungan yang sifatnya homogen, organisasi akan mengembangkan pola yang sederhana.
Setiap organisasi memiliki tingkat ketahanan yang berbeda-beda atas tekanan dari luar, dan ini tergantung pada kondisi keuangan, organisasi itu. Tekanan dapat berupa tekanan politis maupun ekonomis. Untuk ini organisasi akan menyesuaikan diri dengan cara mengadaptasikan diri.
D. Pengambilan Keputusan Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Mengambil keputusan, artinya memilih satu dari beberapa alternatif yang ada di dalam organisasi, mengambil suatu keputusan selalu dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi itu. Kekurangan di dalam mengambil keputusan selalu ada risiko karena keterbatasan dari alternatif-alternatif yang ada tadi, tetapi dengan melakukan, misalnya analisis marginal, analisis efektivitas biaya, serta dengan melakukan beberapa pendekatan, antara lain pendekatan pengalaman, pendekatan uji coba (eksperimen), dan pendekatan analisis hasil penelitian maka risiko yang dihadapi dapat ditekan seminimal mungkin.
Beberapa tipe keputusan seperti keputusan pribadi dan keputusan organisasi, keputusan rutin dan keputusan tidak rutin, serta keputusan perorangan dan keputusan kelompok, dalam proses pengambilan keputusannya harus selalu dilaksanakan pada 2 hal penting, yaitu kepercayaan (belief), dan nilai (value).
Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan
Dalam mengambil keputusan, Herbert A Simon (1960) mengemukakan 3 tahapan yang harus dilalui yaitu Intelligence activity, Design activity, dan Choice activity, sedangkan Newman (1981) mengemukakan 4 tahapan, yaitu mendiagnosis masalah, mencari alternatif pemecahan, menganalisis dan membandingkan alternatif yang ada, dan memilih rencana yang akan dilaksanakan. Elbing (1970) menetapkan 5 langkah, yaitu melihat ketidakseimbangan masalah melakukan diagnosis, menganalisis masalah, menyusun strategi pemecahan, implementasi, dan dengan memberikan umpan balik.
0 komentar:
Posting Komentar