masih dalam materi yang sama yaitu ORGANISASI dalam ruang lingkup SOSIOLOGI. pada waktu itu saya diberikan tugas untuk meng-observasi salah satu organisasi yang ada pada masyarakat. lalu saya memilih salah satu organisasi ditengah mahasiswa. nah organisasi ini adalah BP2M. yaitu Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa. ini dia laporannya :
klik disini
Sabtu, 03 Januari 2015
dimensi - dimensi lingkungan organisasi
Dimensi-Dimensi Lingkungan Organisasi
Batasan Pengertian Lingkungan Organisasi
Hubungan secara sosiologi dapat berarti segala sesuatu yang mendorong dan mempengaruhi tingkah laku individu maupun kelompok. Setiap organisasi pasti akan selalu berhubungan dengan lingkungan, baik itu lingkungan fisik maupun nonfisik. Hubungan keduanya bersifat resiprokal, yaitu berupa hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Dalam hal ini, Scott (1991) menggambarkan 4 tingkatan lingkungan yang meliputi
Dimensi-dimensi Lingkungan Organisasi
Ada 2 dimensi lingkungan, di mana organisasi itu berada, yaitu pertama dimensi lingkungan yang dipandang sebagai karakteristik dasar lingkungan organisasi, dan dikenal sebagai kondisi umum lingkungan organisasi. Kedua, dimensi lingkungan yang secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan organisasi dan dikenal dengan kondisi khusus lingkungan organisasi.
Kondisi umum lingkungan menggambarkan dimensi lingkungan yang melatarbelakangi perkembangan organisasi. Misalnya, kemampuan baca tulis, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat urbanisasi, dan sistem ekonomi, sedangkan kondisi khusus lingkungan berkaitan erat dengan perkembangan organisasi. Ini mencakup, antara lain kondisi teknologi, sistem hukum, kondisi politik, kondisi ekonomi, kondisi demografis, kondisi ekologis dan kondisi budaya.
Pengaruh Lingkungan terhadap Organisasi
Di kalangan ahli sosiologi ada perbedaan pendapat mengenai cara memandang lingkungan organisasi, di satu sisi lingkungan organisasi adalah sesuatu yang nyata ada di luar suatu jadi bersifat objektif. Di sisi lain, lingkungan organisasi adalah bagaimana anggota organisasi itu memandang keberadaannya, jadi sifatnya subjektif. Tetapi keduanya mempunyai kesamaan bahwa lingkungan organisasi adalah sesuatu yang sifatnya eksternal, berada di luar organisasi, mempunyai hubungan dan berpengaruh secara timbal balik terhadap organisasi.
Dalam suatu lingkungan yang hanya memiliki sedikit sumber alam biasanya satu organisasi akan bersifat efisien. Bisa saja suatu organisasi tinggal di tempat yang sumber alamnya langka, tetapi organisasi itu memindahkan kegiatan usahanya ke tempat lain yang hanya akan sumber alam dengan konsekuensi biaya menjadi tinggi atau tetap tinggal di tempat itu, tetapi dengan penyesuaian kinerjanya terhadap lingkungan secara lebih efisien meskipun kegiatannya sulit berkembang.
Hubungan anara organisasi dengan lingkungan dijelaskan pula melalui tingkat penempatan lingkungan, konsep ini mengacu kepada persamaan dan/atau perbedaan yang terdapat dalam lingkungan tertentu. Pada lingkungan yang sifatnya homogen, organisasi akan mengembangkan pola yang sederhana.
Setiap organisasi memiliki tingkat ketahanan yang berbeda-beda atas tekanan dari luar, dan ini tergantung pada kondisi keuangan, organisasi itu. Tekanan dapat berupa tekanan politis maupun ekonomis. Untuk ini organisasi akan menyesuaikan diri dengan cara mengadaptasikan diri.
D. Pengambilan Keputusan Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Mengambil keputusan, artinya memilih satu dari beberapa alternatif yang ada di dalam organisasi, mengambil suatu keputusan selalu dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi itu. Kekurangan di dalam mengambil keputusan selalu ada risiko karena keterbatasan dari alternatif-alternatif yang ada tadi, tetapi dengan melakukan, misalnya analisis marginal, analisis efektivitas biaya, serta dengan melakukan beberapa pendekatan, antara lain pendekatan pengalaman, pendekatan uji coba (eksperimen), dan pendekatan analisis hasil penelitian maka risiko yang dihadapi dapat ditekan seminimal mungkin.
Beberapa tipe keputusan seperti keputusan pribadi dan keputusan organisasi, keputusan rutin dan keputusan tidak rutin, serta keputusan perorangan dan keputusan kelompok, dalam proses pengambilan keputusannya harus selalu dilaksanakan pada 2 hal penting, yaitu kepercayaan (belief), dan nilai (value).
Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan
Dalam mengambil keputusan, Herbert A Simon (1960) mengemukakan 3 tahapan yang harus dilalui yaitu Intelligence activity, Design activity, dan Choice activity, sedangkan Newman (1981) mengemukakan 4 tahapan, yaitu mendiagnosis masalah, mencari alternatif pemecahan, menganalisis dan membandingkan alternatif yang ada, dan memilih rencana yang akan dilaksanakan. Elbing (1970) menetapkan 5 langkah, yaitu melihat ketidakseimbangan masalah melakukan diagnosis, menganalisis masalah, menyusun strategi pemecahan, implementasi, dan dengan memberikan umpan balik.
Label:
sosiologi
Organisasi dalam Sosiologi
A. Batasan, dan Pengertian Sosiologi Organisasi
Organisasi merupakan salah satu fenomena sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia tidak bisa menolak kehadiran organisasi dalam kehidupannya. Dilihat dari aspek material sosiologi, yaitu masyarakat dan dari aspek formal sosiologi, yaitu interaksi antarmanusia serta proses dan akibat yang timbul dari interaksi itu, ternyata masih saja ada kekaburan dan kerancuan dari pengertian dan lingkup sosiologi organisasi.
Metode yang digunakan dalam studi sosiologi organisasi ditentukan oleh tujuan penelitian yang dirancang berdasar pada karakteristik data yang dikumpulkan dan juga dipengaruhi atas dasar suatu pandangan filsafat tertentu.
Oleh karena itu, sosiologi sering kali dinyatakan sebagai ilmu yang berparadigma ganda yang hal ini disebabkan oleh:
- perbedaan pandangan filosofi dari para ahli sosiologi;
- perbedaan teori yang dibangun atas dasar pandangan filosofi tadi;
- akibatnya metodenya pun berbeda.
B. Konsep-konsep Dasar dalam Sosiologi Organisasi
Organisasi merupakan salah satu fenomena sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia tidak bisa menolak kehadiran organisasi dalam kehidupannya. Dilihat dari aspek material sosiologi, yaitu masyarakat dan dari aspek formal sosiologi, yaitu interaksi antar manusia serta proses dan akibat yang timbul dari interaksi itu, ternyata masih saja ada kekaburan dan kerancuan dari pengertian dan lingkup sosiologi organisasi.
Metode yang digunakan dalam studi sosiologi organisasi ditentukan oleh tujuan penelitian yang dirancang berdasar pada karakteristik data yang dikumpulkan dan juga dipengaruhi atas dasar suatu pandangan filsafat tertentu.
Oleh karena itu, sosiologi sering kali dinyatakan sebagai ilmu yang berparadigma ganda yang hal ini disebabkan oleh:
- perbedaan pandangan filosofi dari para ahli sosiologi;
- perbedaan teori yang dibangun atas dasar pandangan filosofi tadi;
- akibatnya metodenya pun berbeda.
C. Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial
Batasan Pengertian Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial
Beberapa karakteristik dari kelompok sosial, yaitu nilai-nilai kelompok, norma-norma kelompok, peran dan posisi, serta status dan ikatan kelompok, sedangkan tipe-tipe kelompok sosial mencakup in-group dan out-group, kelompok primer dan kelompok sekunder, serta kelompok formal dan kelompok informal. Pada kelompok informal terdapat juga beberapa bentuk ikatan, antara lain kelompok persahabatan atau persaudaraan, dan klik. Klik ini juga terdiri dari klik vertikal, klik horizontal, klik campuran, serta subklik.
Dinamika Kelompok dalam Organisasi
Dinamika kelompok umumnya mengacu kepada kerja sama, persaingan, dan konflik yang terjadi antaranggota kelompok maupun antarkelompok. Hal ini pada dasarnya mempengaruhi keanggotaan kelompok, di mana faktor-faktor dukungan individual, sikap anggota kelompok, kepuasan kerja, sikap tolong-menolong, ketegangan dan kegelisahan, serta perkembangan individual ikut andil di dalamnya. Beberapa masalah yang berkaitan dengan kelompok, seperti konflik peran dan konflik antarkelompok merupakan sumber konflik yang selalu terjadi di dalam setiap organisasi. Penyebabnya, antara lain karena perebutan sumber daya, perbedaan status, dan perbedaan persepsi
Tipe-Tipe Organisasi Sosial, dan Dasar Tipologi Organisasi
Kesamaan karakteristik mengenai fenomena organisasi biasanya selalu dijadikan dasar dalam menentukan tipologi atau klasifikasi fenomena organisasi. Tipologi atau klasifikasi tersebut mencakup, antara lain organisasi yang bergerak berdasarkan keuntungan, sistem wewenang, tanggapan anggota, keterlibatan emosi anggota, tujuannya, kebutuhan sosial, pembagian biaya dan nilai, luas wilayah, pucuk pimpinan, dan saluran wewenang.
Organisasi Formal dan Organisasi Informal
Di dalam organisasi formal terdapat organisasi informal. Berkembangnya organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol, karakteristik dan sebagainya.
Di dalam organisasi formal, birokrasi merupakan salah satu bentuk yang sering kali memiliki konotasi negatif hanya karena ketidaktahuan konsep awal birokrasi oleh masyarakat. Weber, seorang sosiolog Jerman, melihat birokrasi yang ideal itu memiliki beberapa sifat, yaitu:
- adanya pembagian kerja;
- hierarki otoritas;
- sistem pemeliharaan dokumen tertulis dan formal;
- pengaturan, tata cara dan aturan;
- tenaga ahli terlatih;
- hubungan yang impersonal.
Weber sendiri secara historis, mengatakan bahwa tumbuhnya organisasi birokrasi di Eropa ditandai dengan revolusi industri di Eropa. Untuk ini Blau sepakat dan menyatakan bahwa latar belakang tumbuhnya birokrasi di Eropa pada waktu itu ditandai oleh 4 faktor sebagai berikut.
- Berkembangnya ekonomi uang.
- Munculnya sistem kapitalisme.
- Kuatnya etika Protestan.
- Besarnya ukuran organisasi.
Teori-teori Organisasi
Menurut teori organisasi klasik, rasionalitas, efisiensi, dan keuntungan ekonomis merupakan tujuan organisasi. Teori ini juga menyatakan bahwa manusia itu diasumsikan bertindak rasional sehingga secara rasional dengan menaikkan upah, produktivitas akan meningkat.
Max Weber dengan konsep birokrasi idealnya menekankan pada konsep otoritas dan kekuasaan yang sah untuk melakukan kontrol kepada pihak lain yang berada di bawahnya sehingga organisasi akan terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakefisienan.
Frederick Taylor mengajukan konsep “manajemen ilmiah” yang inti gagasannya adalah “bagaimana cara terbaik untuk melakukan pekerjaan”. Untuk ini Taylor membuat standardisasi mulai dari seleksi (rekruitmen), penempatan, yang menurutnya merupakan sistem hubungan kerja antara manusia dengan mesin sehingga dengan semua itu, pekerjaan dapat dianalisis secara ilmiah.
Henry Fayol mengembangkan teori yang memusatkan perhatiannya pada pemecahan masalah-masalah fungsional kegiatan administrasi. Fayol mengajukan konsep Planning, organizing, command, coordination, dan control yang menjadi landasan bagi fungsi dasar manajemen. Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip yang sangat fleksibel yang digunakan sebagai dasar bagi manajer dalam mengelola organisasi. Keempat belas prinsip itu adalah pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah, mengutamakan kepentingan umum, pemberian upah, sentralisasi, rantai perintah, ketertiban, keadilan, kestabilan masa kerja, inisiatif, dan semangat korps. Gagasan Fayol sendiri didukung oleh koleganya di AS yaitu Gulick, Urwick, Mooney dan Reiley.
Meskipun mendapat banyak kritik yang menganggap bahwa teori-teori klasik itu telah mengabaikan faktor humanistik, deterministik, dan tertutup, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa teori klasik merupakan peletak dasar dari teori-teori administrasi modern.
Dinamika Kelompok dalam Organisasi
Teori neoklasik dan modern muncul sebagai reaksi atas konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik meskipun tidak sepenuhnya mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh teori klasik. Pendekatan yang dilakukan oleh ahli teori neoklasik dan modern ini adalah pendekatan perilaku atau bahavioral approach (human relation approach). Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen yang dikenal dengan Hawthorne Experiment yang secara garis besar dibagi dalam 4 tahap. Pertama mengkaji efek lingkungan dari produktivitas pekerja. Kedua, melakukan konsultasi dengan pekerja yang ikut eksperimen. Ketiga, melakukan wawancara dengan pekerja (yang tidak ikut eksperimen) melalui pertanyaan terbuka. Tahap keempat, adalah eksperimen yang dikenal dengan bank – wiring – room experiment.
Hasil eksperimen tersebut adalah (1) sistem sosial para pekerja ikut berperan dalam organisasi formal, (2) imbalan nonfinansial dan sanksi berperan dalam mengarahkan perilaku pegawai, (3) kelompok ikut berperan dalam menentukan kinerja dan sikap anggota kelompok, (4) munculnya pola kepemimpinan informal, (5) komunikasi yang makin intensif, (6) kepuasan dan kenyamanan bekerja meningkat, (7) pihak manajemen dituntut untuk lebih memahami situasi sosial.
Experiment Hawthorne menjadi pemicu munculnya beberapa pemikiran baru (yang masih dalam kerangka humanistik) dari Follets dan Barnard termasuk McGregor dengan teori X dan Y-nya. Termasuk munculnya teori sistem yang melihat organisasi sebagai suatu sistem yang memiliki (1) subsistem teknis, (2) subsistem sosial, (3) subsistem kekuasaan. Kemudian, juga munculnya teori kontingensi yang dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang telah dikembangkan oleh pendekatan sistem. Teori kontingensi ini pada prinsipnya melihat bahwa organisasi harus berlandaskan pada sistem yang terbuka (open system concept).
Label:
sosiologi
Materi mengenai Bayangan
Bayangan sering disebut tanggapan : Memunculkan kembali gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu tertentu
persepsi adalah Kekuatan psikologis yang menolong/menimbulkan keseimbangan atau merintangi/merusak keseibangan
selengkapnya download disini :
https://docs.google.com/viewera=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDozOWJiMTg1Yzc2NWVjOWI3
persepsi adalah Kekuatan psikologis yang menolong/menimbulkan keseimbangan atau merintangi/merusak keseibangan
selengkapnya download disini :
https://docs.google.com/viewera=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDozOWJiMTg1Yzc2NWVjOWI3
Label:
Psikologi umum
Ringkasan Materi pengantar sosiologi
MODUL 1
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Sosiologi
Pengertian Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang kedudukan individu dan masyarakat ini. Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa individu lebih dominan daripada masyarakat, tetapi di pihak lain berpendapat bahwa masyarakat lebih dominan daripada individu. Sementara itu terdapat pendapat yang mengambil posisi tengah yang mengatakan bahwa antara individu dan masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi. Sejumlah kritik diajukan kepada sosiologi,
Label:
sosiologi
Download Materi Pembelajaran Interaktif PLS Teknologi Informasi
haii! kali ini aku bakal share materi mata kuliah dasar Teknologi Informasi jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
1. Materi mengenai Analisis SWOT dapat di download disini
2. Materi mengenai SEJARAH KOMPUTER dapat di download disini
3. Materi mengenai Pembelajaran Modern PLS dapat di download disini
4. Materi mengenai KOMPONEN SOFTWARE DAN HARDWARE dapat di download disini
5. Materi mengenai Hubungan TIK dengan Komputer dapat didownload disini
6. Materi mengenai Pengimplementasian TIK pada pemerintah dan swasta dapat didownload disini
Label:
TIK
Materi pembelajaran modern PLS
materi mengenai pembelajran modern PLS dapat diunduh di sini :
https://drive.google.com/viewerng/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDozZWFkNmYzYjU4M2MyMmUy
powerpoint : https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDpiMDIxOGMzYTk1YzA1Mjk
https://drive.google.com/viewerng/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDozZWFkNmYzYjU4M2MyMmUy
powerpoint : https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDpiMDIxOGMzYTk1YzA1Mjk
Label:
TIK
Pengantar Psikologi Umum
PSIKOLOGI UMUM
SEMESTER GASAL
Rangkuman dari buku
Pengantar Psikologi Umum
Karya Prof. Dr Bimo Walgito, 2004
Penyusun ;
Noor Salamah
1201412046
Pendidikan Luar Sekolah
UNNES
2012
Bab I
Pengertian, Kedudukan Dan Metode-Metode Dalam Psikologi
A. Pengertian Psikologi : psyche (jiwa) + logos (ilmu) = ilimu jiwa
Ilmu jiwa berbeda dengan psikologi. Ilmu jiwa menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan psikologi menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.Psikologi umum sendiri berarti ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia dewasa, normal dan beradab. Gejala jiwa bisa diidentifikasi melalui perilaku manusia. Ada Overt behavior (perilaku yang menampak) dan adapula Innert behavior (perilaku yang tidak menampak)
B. Perilaku Manusia
a. Jenis Perilaku
· Perilaku Refleksif : perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organism. Contoh : menjerit bila sakit, menggigil bila kedinginan.
· Perilaku Non Refleksif : perilaku yang dikendalikan dan diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Contoh : menulis, membaca.
b. Pembentukan Perilaku
· Pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
· Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
· Pembentukan perilaku dengan menggunkan model
c. Teori Perilaku
1. Teori Insting : merupakan perilaku bawaan dan insting bisa berubah karena pengalaman.
2. Teori Dorongan : berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organism yang mendorong organism berprilaku
3. Teori Insentif (incentive theory) : perilaku yang disebabkan karena adanya insentif /reinforcement (hadiah/hukuman)
4. Teori Atribusi : menyangkut lapangan psikologi social, perilaku disebabkan oleh disposisis internal (motif, sikap) atau disposisi external.
5. Teori Kognitif : perilaku yang disebabkan atas adanya pemikiran dalam menentukan suatu pilihan.
d. Letak Psikologidalam sistematika ilmu
Bapak Psikologi Experimental Willhem Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium Psikologi pertama pada tahun 1879 di Leipzig untuk meneliti peristiwa-peristiwa kejiwaan secara experimental.
e. Hubungan Psikologi dengan ilmu lain
· Psikologi – Biologi : sama-sama membicarakan manusia. Biologi membicaran manusia secara unsure bioligis sedang psikolgi perilaku manusia sebagai gejala kejiwaan. Contoh : mengenai keturunan, biologi mempelajari kehidupan turun temurun (gen) psikologi persifatan, intelegensi, dan bakat.
· Psikologi-Sosiologi : sama-sama membicarakan manusia, manusia sebagai objek kajian ilmu. Sosiologi mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Psikologi mempelajari perilaku manusia di dalam aktifitasnya hidup bermasyarakat.
· Psikologi-Filsafat : sama-sama manusia sebagai objek. Filsafat mengkaji tentang hakekat kodrat manusia, tujuan hidup, dsbg. Psikologi adalah ilmu percabangan dari filsafat.
· Psikologi-Pengetahuan Alam : Pesikologi dalam kajiannya untuk mengembangkan dan memjaukan Psikologi mengikuti metode dan cara kerja Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu pengetahuan berobjekkan benda mati dan Psikologi berobjekkan benda hidup yaitu manusia.
f. Psikologi Filosofis dan Psikologi Empiris
Mulanya karena Psikologi merupakan ilmu percabangan dari Filsafat yang dalam kajiannya menggunkan metode perenungan dan bersifat spekulatif. Selanjutnya setelah Psikologi menjadi ilmu yang mandiri metode yang diterapkan berdasarkan pada pengalaman atau empiri sehingga lebih bersifat objektif dan positif.
g. Ruang Lingkup Psikologi
1. Psikologi Umum : ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia dewasa, normal dan beradab.
2. Psikologi khusus : a. Ps. Perkembangan, b. Ps Sosial, c. Ps. Pendidikan, d. Ps.Kepribadian, e. Psikopatologi, f. Ps. Kriminal, f. Ps. Perusahaan.
h. Metode penelitian dalam psikologi
a. Metode longitudinal
· Butuh waktu lama
· Dikaji secara mendalam
· Subjek pengkajian sedikit
· Contoh : penelitian tentang
kurma tanpa biji
b. Metode cross-sectional
· Butuh waktu singkat
· Pengkajian kurang mendalam
· Subjek pengkajian banyak
· Contoh : pemilihan tentang Joko Wi
c. Metode experimental : sengaja menimbulkan keadaan yang ingin teteliti.
Contoh : penelitian tentang sikap anak ketika berhadapan dengan ular didalam kelas. Digunakan untuk mengetahui efek, variable yang digunakan adalah variable bebas (independent variabel) dan variable tergantung (dependent variable).
d. Metode non-experimental : meninggu dan mencari sampai dijumpai keadaan yang diinginkan yang dicari adalah situasi yang wajar.
Contoh : menunggu anak berhadapan denganular dalam situasi yang wajar.
e. Metode instropeksi : digunakan dengan cara melihat peristiwa-peristiwa kejiwaan ke dalam dirinya sendiri. Kelemahannya , metode ini bersifat subjektif.
f. Metode instropeksi experimental : digunakan dengan cara melihat peristiwa-peristiwa kejiwaan ke dalam dirinya sendiri. Subjek yang dikenai lebih banyak untuk itu metode ini bersifat objektif.
g. Metode ekstropeksi : subjek penelitian bukan dirinya sendiri tapi orang lain, mengatakan atau meyimpulkan yang terjadi pada orang lain dengan perbandingan keadaan diri sendiri. Contoh : menyimpulkan putus cinta tidak sakit karena tidak pernah putus cinta.
h. Metode kuesioner : menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan.
Macam kuesioner berdasarkan cara menjawab. a. pertanyaan tertutup →tinggal memilih jawaban, contoh : Satus pendidikan terakhir. b. pertanyaan terbuka→memberikan jawaban secara luas, contoh : jumlah penghasilan, pendapat tentang TKI. c. pertanyaan terbuka dan tertutup, contoh : setujukah anda BBM naik ? mengapa ? dilihat dari cara memberikan informasi. a. Angket langsung, b. angket tidak langsung. Kelebihan: praktis, bisa jarak jauh, waktunya singkat, dan leluasa menjawab. kekuranan : tidak face to face, pertnyaan sulit diubah agar sesuai dengan situasi, tidak semua angket bisa kembali, pelaksaan sering salah.
i. Metode biografi : riwayat hidup. Kelemahan : bersifat subjektif.
j. Metode analisis karya : menganalisis karya
k. Metode klinis : mempelajari keadaan orang yang jiwanya terganggu. Contoh : merubah sifat pemalu siswa di dalam kelas.
l. Metode testing : menggunakan soal dan tugas yang sudah distandarisasikan. Contoh : tes semester gasal.
m. Metode statistic : penganalisisan data yang dikumpulkan dalam penelitian.
Label:
Psikologi umum
Psikologi Umum
PSIKOLOGI UMUM
1. PENGERTIAN DAN DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari perkataan Yunani ‘psyche’ yang artinya jiwa, dan ‘logos’ yang artinya ilmu paengetahuan. Jadi secara etimologi(menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik maengenai macam-macam gejalanya’ prosesnya maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga mempunyai sifat-sifat yanh dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada umumnaya. Karena itu psikologi mempunyai:
- Obyek tertentu
- Metode penyelidikan tertentu
- Sistematik yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap obyeknya.
Secara umum psikologi diartikan ilimu yang mempelajari tingkah laku manusia. Atau ilmu yang mempelajari tentang gejal-gejala jiwa manusia
Diantara pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu antara lain sebagai berikut:
1. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa:
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
Label:
Psikologi umum
Pendidikan Formal, Informal, dan Nonfomal
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hal mutlak yang wajib dimiliki oleh semua individu, didalam setiap ajaran
agama menganjurkan agar setiap individu wajib berusaha untuk mendapatkaan pendidikan.
Pendidikan dalam lingkungan keluarga non formal memiliki peranan yang sangat penting.Ini
karena setiap individu mendapatkan pendidikan yang pertama berasal dari lingkungan
keluarga.Selain dari keluarga pendidikan dapat diperoleh pula dari lingkungan formal,
dalam hal ini sekolah atau lembaga formal lainnya yang berkompeten dalam bidang
pendidikan. Dalam lingkungan formal ini setiap individu akan mendapatkan pendidikan
yang lebih luas mengenai pedoman dan etika moral kemanusiaan untuk bekalnya dalam
menghadapi pergaulan dimasyarakat. Lingkungan ketiga yang menjadi penentu sukses
tidaknya pendidikan individu adalah lingkungan masyarakat (in formal), lingkungan menurut
pengaplikasian pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu baik dari lingkungan
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hal mutlak yang wajib dimiliki oleh semua individu, didalam setiap ajaran
agama menganjurkan agar setiap individu wajib berusaha untuk mendapatkaan pendidikan.
Pendidikan dalam lingkungan keluarga non formal memiliki peranan yang sangat penting.Ini
karena setiap individu mendapatkan pendidikan yang pertama berasal dari lingkungan
keluarga.Selain dari keluarga pendidikan dapat diperoleh pula dari lingkungan formal,
dalam hal ini sekolah atau lembaga formal lainnya yang berkompeten dalam bidang
pendidikan. Dalam lingkungan formal ini setiap individu akan mendapatkan pendidikan
yang lebih luas mengenai pedoman dan etika moral kemanusiaan untuk bekalnya dalam
menghadapi pergaulan dimasyarakat. Lingkungan ketiga yang menjadi penentu sukses
tidaknya pendidikan individu adalah lingkungan masyarakat (in formal), lingkungan menurut
pengaplikasian pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu baik dari lingkungan
Label:
kdpls
Laporan Hasil Observasi Unit Kegiatan Mahasiswa UNNES
UNNES FAIR adalah salah satu ajang dimana para UKM di UNNES mempersembahakan dan memperlihatkan kepada seluruh mahasiswa tentang program yang mereka buat.
kebetulan sekali waktu itu saya diberikan tugas oleh pak Hendra selaku dosen matakuliah konsep dasar PLS untuk observasi mengenai UKM di unnes fair.
ini adalah hail laporannya.. https://drive.google.com/viewerng/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDo3MTI2MTFkM2RmNzIwOGM4
kebetulan sekali waktu itu saya diberikan tugas oleh pak Hendra selaku dosen matakuliah konsep dasar PLS untuk observasi mengenai UKM di unnes fair.
ini adalah hail laporannya.. https://drive.google.com/viewerng/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDo3MTI2MTFkM2RmNzIwOGM4
Label:
kdpls
Contoh Makalah Laporan Observasi pada lembaga Nonformal
kali ini saya akan share mengenai tugas laporan hasil observasi lembaga belajar primagama:
https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDphNDEyY2FiOTc3NzM3ODg
https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDphNDEyY2FiOTc3NzM3ODg
Label:
kdpls
Jalur Pendidikan di Indonesia
JALUR PENDIDIKAN DI INDONESIA ada 3 yaitu pendidikan informal, formal, dan nonformal
Pendidikana Informal Adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Pendidikan Formal Merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-
sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai
jenjang pendidikan yang jelas.
Pendidikan Nonformal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar
sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri
atau merupakanbagian penting dari kegiatan yang lebih
luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik
tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya.
Untuk lebih jelasnya, silahkan buka link dibawah ini :
https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDo1MTgwMWQyMjc2YWZjYjMy
Label:
kdpls
Pengertian Antropologi dan Ruang Lingkupnya
Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan merupakan tanggung jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang manusia, dari segi yang baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek melainkan dari segala aspek.[1]
Secara etimologi, antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan Logos. Antrop berarti manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi, atau ilmu. Ilmu pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku bangsa, kebudyaan, dan perilakunya.[2]
1. Antropologi fisik
a. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil
b. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan cirri-ciri fisik.
2. Antropologi budaya
a. Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenai tulisan
b. Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia
c. Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di dunia
d. Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu kepada bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
3. Antorpologi terapan, seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan sebagainya.[3]
Fase-fase Perkembangan Antropologi[4]
Fase Pertama (Sebelum 1800)
Pada fase ini, masyarakat pribumi yang ada di Asia, Afrika,dan Amerika mulai didatangi oleh bangsa Eropa sejak akhir abad ke-15. pada masa itu mulai terkumpul suatu besar himpunan buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya yang ditulis oleh para musafir, pendeta, pelaut, ataupun pegawai pemerintah. Bahan-bahan deskripsi itu kemudian disebut sebagai etnografi, atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Isi dari deskripsi itu terkesan aneh di mata orang Eropa, namun hal itu amat menarik perhatian kalangan terpelajar di Eropa Barat di abad ke-18. dalam pandan orang eropa, timbul tiga macam sikap, yaitu :
- Sebagian orang Eropa menganggap bangsa-bangsa pribumi itu adalah manusia liar, turunan iblis, dan sebagainya. Sehingga timbul istilah savages, dan primitives, sebutan bagi penduduk asli di Asia, Afrika, dan Amerika.
- Sebagian orang Eropa menganggap bahwa manusia dari tanah Asia, Afrika, dan Amerika itu adlah contoh dari manusia murni, yang belum kemasukan hasutan kejahatan dan keburukan yang sudah terjadi di Eropa.
- Sebagian orang Eropa tertarik dengan adapt-istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa primitive tersebut. Kumpulan itu kemudian dihimpun menjadi satu dan diperlihatkan kepada umum (museum).
Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19)
Ketika sekitar tahun 1860 ada beberapa karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi, lahirlah antropologi. Ilmu itu bersifat akademis. Mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapatkan pengertian mengenai tingkat-tingkat kuno dalam sejarah dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia di muka bumi.
Fase Ketiga (Permulaan abad 20)
Dalam fase ini, ilmu antropologi menjadi sangat penting. Orang-orang Eropa mempelajari kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintak colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat kini yang kompleks.
Ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman metode-metode ilmiahnya. Pokok atau sasaran para ahli antropologi tidak lagi hanya suku-suku bangsa primitive yang ada di luar benua Eropa, melainkan juga daerah di pedesaan pada umumnya, ditinjau dari sudut anekawarna fisiknya, masyarakatnya, serta budayanya.
Metode Ilmiah dari Antropologi[5]
Pengumpulan fakta
Tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan yang pengelolaannya dilakukan secara ilmiah. Aktifitas pengumpulan fakta ini terdiri dari berbagai metode : ibservasi, mencatat, mengolah, dan melukiskan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat.
Pengumpulan fakta dapat digolongkan dlam tiga golongan :
- penelitian lapangan
- penelitian di laboraturium
- penelitian dalam perpustakaan.
Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem
Hal ini adalah tingkatan dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan cirri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Tingkat ini menimbulkan metode-metode yang hendak mencari cirri-ciri yang sama, yang umum, dalam anekawarna fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Prosese berpikir berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta khusus dan konkret, kea rah konsep-konsep mengenai cirri-ciri umum yang lebih abstrak (ringkas).
Verifikasi
Terdiri dari cara-cara yang harus menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan atau yang harus memperkuat pengertian yang telah dicapai, dalam kenyataan-kenyataan alam atau masyarakat yang hidup. Disini, proses berpikir berjalan secara deduktif, dari perumusan umum kembali kea rah fakta-fakta yang lebih khusus.
[1] Leonard Siregar, “Antropologi dan Konsep Kebudayaan”, Blog UNAIR, diakses darihttp://yuniawan.blog.unair.ac.id/files/2008/03/antokebud.pdf, tanggal 22 September 2009, pukul 10.36
[2] “Definisi/Pengertian Antropologi, Objek, Tujuan, dan Cabang Ilmu Antropologi”, diakses dari http://organisasi.org/definisi-pengertian-antropologi-objek-tujuan-dan-cabang-ilmu-antropologi, tanggal 28 September 2009, pukul 17.17
[3] Ibid
[4] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2002), p.1-6
[5] Ibid., untuk penjelasan lebih lengkap, lihat p.41-48
Label:
antropologi
Langganan:
Postingan (Atom)