Rabu, 04 Mei 2016

Spesifikasi kegiatan KKL 2016 PLS

Terimakasih atas partisipasi saudara untuk mengikuti open tender, berikut spesifikasi kegiatannya. silahkan di unduh :

Sabtu, 03 Januari 2015

Laporan hasil observasi organisasi dalam masyarakat

masih dalam materi yang sama yaitu ORGANISASI dalam ruang lingkup SOSIOLOGI. pada waktu itu saya diberikan tugas untuk meng-observasi salah satu organisasi yang ada pada masyarakat. lalu saya memilih salah satu organisasi ditengah mahasiswa. nah organisasi ini adalah BP2M. yaitu Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa. ini dia laporannya :
klik disini

dimensi - dimensi lingkungan organisasi

Dimensi-Dimensi Lingkungan Organisasi
Batasan Pengertian Lingkungan Organisasi
Hubungan secara sosiologi dapat berarti segala sesuatu yang mendorong dan mempengaruhi tingkah laku individu maupun kelompok. Setiap organisasi pasti akan selalu berhubungan dengan lingkungan, baik itu lingkungan fisik maupun nonfisik. Hubungan keduanya bersifat resiprokal, yaitu berupa hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Dalam hal ini, Scott (1991) menggambarkan 4 tingkatan lingkungan yang meliputi
  1. tingkat perangkat organisasi;
  2. populasi organisasi;
  3. wilayah organisasi;
  4. organisasi fungsional.
Dimensi-dimensi Lingkungan Organisasi
Ada 2 dimensi lingkungan, di mana organisasi itu berada, yaitu pertama dimensi lingkungan yang dipandang sebagai karakteristik dasar lingkungan organisasi, dan dikenal sebagai kondisi umum lingkungan organisasi. Kedua, dimensi lingkungan yang secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan organisasi dan dikenal dengan kondisi khusus lingkungan organisasi.
Kondisi umum lingkungan menggambarkan dimensi lingkungan yang melatarbelakangi perkembangan organisasi. Misalnya, kemampuan baca tulis, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat urbanisasi, dan sistem ekonomi, sedangkan kondisi khusus lingkungan berkaitan erat dengan perkembangan organisasi. Ini mencakup, antara lain kondisi teknologi, sistem hukum, kondisi politik, kondisi ekonomi, kondisi demografis, kondisi ekologis dan kondisi budaya.
Pengaruh Lingkungan terhadap Organisasi
Di kalangan ahli sosiologi ada perbedaan pendapat mengenai cara memandang lingkungan organisasi, di satu sisi lingkungan organisasi adalah sesuatu yang nyata ada di luar suatu jadi bersifat objektif. Di sisi lain, lingkungan organisasi adalah bagaimana anggota organisasi itu memandang keberadaannya, jadi sifatnya subjektif. Tetapi keduanya mempunyai kesamaan bahwa lingkungan organisasi adalah sesuatu yang sifatnya eksternal, berada di luar organisasi, mempunyai hubungan dan berpengaruh secara timbal balik terhadap organisasi.
Dalam suatu lingkungan yang hanya memiliki sedikit sumber alam biasanya satu organisasi akan bersifat efisien. Bisa saja suatu organisasi tinggal di tempat yang sumber alamnya langka, tetapi organisasi itu memindahkan kegiatan usahanya ke tempat lain yang hanya akan sumber alam dengan konsekuensi biaya menjadi tinggi atau tetap tinggal di tempat itu, tetapi dengan penyesuaian kinerjanya terhadap lingkungan secara lebih efisien meskipun kegiatannya sulit berkembang.
Hubungan anara organisasi dengan lingkungan dijelaskan pula melalui tingkat penempatan lingkungan, konsep ini mengacu kepada persamaan dan/atau perbedaan yang terdapat dalam lingkungan tertentu. Pada lingkungan yang sifatnya homogen, organisasi akan mengembangkan pola yang sederhana.
Sebaliknya pada lingkungan yang sifatnya heterogen, pola pengembangan organisasi menjadi kompleks.
Setiap organisasi memiliki tingkat ketahanan yang berbeda-beda atas tekanan dari luar, dan ini tergantung pada kondisi keuangan, organisasi itu. Tekanan dapat berupa tekanan politis maupun ekonomis. Untuk ini organisasi akan menyesuaikan diri dengan cara mengadaptasikan diri.

D.      Pengambilan Keputusan Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Mengambil keputusan, artinya memilih satu dari beberapa alternatif yang ada di dalam organisasi, mengambil suatu keputusan selalu dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi itu. Kekurangan di dalam mengambil keputusan selalu ada risiko karena keterbatasan dari alternatif-alternatif yang ada tadi, tetapi dengan melakukan, misalnya analisis marginal, analisis efektivitas biaya, serta dengan melakukan beberapa pendekatan, antara lain pendekatan pengalaman, pendekatan uji coba (eksperimen), dan pendekatan analisis hasil penelitian maka risiko yang dihadapi dapat ditekan seminimal mungkin.
Beberapa tipe keputusan seperti keputusan pribadi dan keputusan organisasi, keputusan rutin dan keputusan tidak rutin, serta keputusan perorangan dan keputusan kelompok, dalam proses pengambilan keputusannya harus selalu dilaksanakan pada 2 hal penting, yaitu kepercayaan (belief), dan nilai (value).
Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan
Dalam mengambil keputusan, Herbert A Simon (1960) mengemukakan 3 tahapan yang harus dilalui yaitu Intelligence activity, Design activity, dan Choice activity, sedangkan Newman (1981) mengemukakan 4 tahapan, yaitu mendiagnosis masalah, mencari alternatif pemecahan, menganalisis dan membandingkan alternatif yang ada, dan memilih rencana yang akan dilaksanakan. Elbing (1970) menetapkan 5 langkah, yaitu melihat ketidakseimbangan masalah melakukan diagnosis, menganalisis masalah, menyusun strategi pemecahan, implementasi, dan dengan memberikan umpan balik.
Proses pengambilan keputusan juga menjadi perhatian dari teori klasik, dari aliran behaviorisme, dan teori konflik dengan segala konsekuensinya.

Organisasi dalam Sosiologi

A.      Batasan, dan Pengertian Sosiologi Organisasi
Organisasi merupakan salah satu fenomena sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia tidak bisa menolak kehadiran organisasi dalam kehidupannya. Dilihat dari aspek material sosiologi, yaitu masyarakat dan dari aspek formal sosiologi, yaitu interaksi antarmanusia serta proses dan akibat yang timbul dari interaksi itu, ternyata masih saja ada kekaburan dan kerancuan dari pengertian dan lingkup sosiologi organisasi.
Metode yang digunakan dalam studi sosiologi organisasi ditentukan oleh tujuan penelitian yang dirancang berdasar pada karakteristik data yang dikumpulkan dan juga dipengaruhi atas dasar suatu pandangan filsafat tertentu.
Oleh karena itu, sosiologi sering kali dinyatakan sebagai ilmu yang berparadigma ganda yang hal ini disebabkan oleh:

  1. perbedaan pandangan filosofi dari para ahli sosiologi;
  2. perbedaan teori yang dibangun atas dasar pandangan filosofi tadi;
  3. akibatnya metodenya pun berbeda.
B.     Konsep-konsep Dasar dalam Sosiologi Organisasi
Organisasi merupakan salah satu fenomena sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia tidak bisa menolak kehadiran organisasi dalam kehidupannya. Dilihat dari aspek material sosiologi, yaitu masyarakat dan dari aspek formal sosiologi, yaitu interaksi antar manusia serta proses dan akibat yang timbul dari interaksi itu, ternyata masih saja ada kekaburan dan kerancuan dari pengertian dan lingkup sosiologi organisasi.
Metode yang digunakan dalam studi sosiologi organisasi ditentukan oleh tujuan penelitian yang dirancang berdasar pada karakteristik data yang dikumpulkan dan juga dipengaruhi atas dasar suatu pandangan filsafat tertentu.
Oleh karena itu, sosiologi sering kali dinyatakan sebagai ilmu yang berparadigma ganda yang hal ini disebabkan oleh:
  1. perbedaan pandangan filosofi dari para ahli sosiologi;
  2. perbedaan teori yang dibangun atas dasar pandangan filosofi tadi;
  3. akibatnya metodenya pun berbeda.
C.      Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial
Batasan Pengertian Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial
Beberapa karakteristik dari kelompok sosial, yaitu nilai-nilai kelompok, norma-norma kelompok, peran dan posisi, serta status dan ikatan kelompok, sedangkan tipe-tipe kelompok sosial mencakup in-group dan out-group, kelompok primer dan kelompok sekunder, serta kelompok formal dan kelompok informal. Pada kelompok informal terdapat juga beberapa bentuk ikatan, antara lain kelompok persahabatan atau persaudaraan, dan klik. Klik ini juga terdiri dari klik vertikal, klik horizontal, klik campuran, serta subklik.
Dinamika Kelompok dalam Organisasi
Dinamika kelompok umumnya mengacu kepada kerja sama, persaingan, dan konflik yang terjadi antaranggota kelompok maupun antarkelompok. Hal ini pada dasarnya mempengaruhi keanggotaan kelompok, di mana faktor-faktor dukungan individual, sikap anggota kelompok, kepuasan kerja, sikap tolong-menolong, ketegangan dan kegelisahan, serta perkembangan individual ikut andil di dalamnya. Beberapa masalah yang berkaitan dengan kelompok, seperti konflik peran dan konflik antarkelompok merupakan sumber konflik yang selalu terjadi di dalam setiap organisasi. Penyebabnya, antara lain karena perebutan sumber daya, perbedaan status, dan perbedaan persepsi
Tipe-Tipe Organisasi Sosial, dan Dasar Tipologi Organisasi
Kesamaan karakteristik mengenai fenomena organisasi biasanya selalu dijadikan dasar dalam menentukan tipologi atau klasifikasi fenomena organisasi. Tipologi atau klasifikasi tersebut mencakup, antara lain organisasi yang bergerak berdasarkan keuntungan, sistem wewenang, tanggapan anggota, keterlibatan emosi anggota, tujuannya, kebutuhan sosial, pembagian biaya dan nilai, luas wilayah, pucuk pimpinan, dan saluran wewenang.
Organisasi Formal dan Organisasi Informal
Di dalam organisasi formal terdapat organisasi informal. Berkembangnya organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol, karakteristik dan sebagainya.
Di dalam organisasi formal, birokrasi merupakan salah satu bentuk yang sering kali memiliki konotasi negatif hanya karena ketidaktahuan konsep awal birokrasi oleh masyarakat. Weber, seorang sosiolog Jerman, melihat birokrasi yang ideal itu memiliki beberapa sifat, yaitu:
  1. adanya pembagian kerja;
  2. hierarki otoritas;
  3. sistem pemeliharaan dokumen tertulis dan formal;
  4. pengaturan, tata cara dan aturan;
  5. tenaga ahli terlatih;
  6. hubungan yang impersonal.
Weber sendiri secara historis, mengatakan bahwa tumbuhnya organisasi birokrasi di Eropa ditandai dengan revolusi industri di Eropa. Untuk ini Blau sepakat dan menyatakan bahwa latar belakang tumbuhnya birokrasi di Eropa pada waktu itu ditandai oleh 4 faktor sebagai berikut.
  1. Berkembangnya ekonomi uang.
  2. Munculnya sistem kapitalisme.
  3. Kuatnya etika Protestan.
  4. Besarnya ukuran organisasi.

Teori-teori Organisasi
Menurut teori organisasi klasik, rasionalitas, efisiensi, dan keuntungan ekonomis merupakan tujuan organisasi. Teori ini juga menyatakan bahwa manusia itu diasumsikan bertindak rasional sehingga secara rasional dengan menaikkan upah, produktivitas akan meningkat.
Max Weber dengan konsep birokrasi idealnya menekankan pada konsep otoritas dan kekuasaan yang sah untuk melakukan kontrol kepada pihak lain yang berada di bawahnya sehingga organisasi akan terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakefisienan.
Frederick Taylor mengajukan konsep “manajemen ilmiah” yang inti gagasannya adalah “bagaimana cara terbaik untuk melakukan pekerjaan”. Untuk ini Taylor membuat standardisasi mulai dari seleksi (rekruitmen), penempatan, yang menurutnya merupakan sistem hubungan kerja antara manusia dengan mesin sehingga dengan semua itu, pekerjaan dapat dianalisis secara ilmiah.
Henry Fayol mengembangkan teori yang memusatkan perhatiannya pada pemecahan masalah-masalah fungsional kegiatan administrasi. Fayol mengajukan konsep Planning, organizing, command, coordination, dan control yang menjadi landasan bagi fungsi dasar manajemen. Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip yang sangat fleksibel yang digunakan sebagai dasar bagi manajer dalam mengelola organisasi. Keempat belas prinsip itu adalah pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah, mengutamakan kepentingan umum, pemberian upah, sentralisasi, rantai perintah, ketertiban, keadilan, kestabilan masa kerja, inisiatif, dan semangat korps. Gagasan Fayol sendiri didukung oleh koleganya di AS yaitu Gulick, Urwick, Mooney dan Reiley.
Meskipun mendapat banyak kritik yang menganggap bahwa teori-teori klasik itu telah mengabaikan faktor humanistik, deterministik, dan tertutup, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa teori klasik merupakan peletak dasar dari teori-teori administrasi modern.

Dinamika Kelompok dalam Organisasi
Teori neoklasik dan modern muncul sebagai reaksi atas konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik meskipun tidak sepenuhnya mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh teori klasik. Pendekatan yang dilakukan oleh ahli teori neoklasik dan modern ini adalah pendekatan perilaku atau bahavioral approach (human relation approach). Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen yang dikenal dengan Hawthorne Experiment yang secara garis besar dibagi dalam 4 tahap. Pertama mengkaji efek lingkungan dari produktivitas pekerja. Kedua, melakukan konsultasi dengan pekerja yang ikut eksperimen. Ketiga, melakukan wawancara dengan pekerja (yang tidak ikut eksperimen) melalui pertanyaan terbuka. Tahap keempat, adalah eksperimen yang dikenal dengan bank – wiring – room experiment.
Hasil eksperimen tersebut adalah (1) sistem sosial para pekerja ikut berperan dalam organisasi formal, (2) imbalan nonfinansial dan sanksi berperan dalam mengarahkan perilaku pegawai, (3) kelompok ikut berperan dalam menentukan kinerja dan sikap anggota kelompok, (4) munculnya pola kepemimpinan informal, (5) komunikasi yang makin intensif, (6) kepuasan dan kenyamanan bekerja meningkat, (7) pihak manajemen dituntut untuk lebih memahami situasi sosial.
Experiment Hawthorne menjadi pemicu munculnya beberapa pemikiran baru (yang masih dalam kerangka humanistik) dari Follets dan Barnard termasuk McGregor dengan teori X dan Y-nya. Termasuk munculnya teori sistem yang melihat organisasi sebagai suatu sistem yang memiliki (1) subsistem teknis, (2) subsistem sosial, (3) subsistem kekuasaan. Kemudian, juga munculnya teori kontingensi yang dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang telah dikembangkan oleh pendekatan sistem. Teori kontingensi ini pada prinsipnya melihat bahwa organisasi harus berlandaskan pada sistem yang terbuka (open system concept).

Materi mengenai Bayangan

Bayangan sering disebut tanggapan : Memunculkan kembali gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu tertentu

persepsi adalah Kekuatan psikologis yang menolong/menimbulkan keseimbangan atau merintangi/merusak keseibangan

selengkapnya download disini :
https://docs.google.com/viewera=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxva2VkZWVlaHxneDozOWJiMTg1Yzc2NWVjOWI3

Ringkasan Materi pengantar sosiologi

MODUL 1
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang kedudukan individu dan masyarakat ini. Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa individu lebih dominan daripada masyarakat, tetapi di pihak lain berpendapat bahwa masyarakat lebih dominan daripada individu. Sementara itu terdapat pendapat yang mengambil posisi tengah yang mengatakan bahwa antara individu dan masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi. Sejumlah kritik diajukan kepada sosiologi, 

Download Materi Pembelajaran Interaktif PLS Teknologi Informasi

haii! kali ini aku bakal share materi mata kuliah dasar Teknologi Informasi jurusan Pendidikan Luar Sekolah. 


1. Materi mengenai Analisis SWOT dapat di download disini 

2. Materi mengenai SEJARAH KOMPUTER dapat di download disini  

3. Materi mengenai Pembelajaran Modern PLS dapat di download disini 

4. Materi mengenai KOMPONEN SOFTWARE DAN HARDWARE dapat di download disini 

5. Materi mengenai Hubungan TIK dengan Komputer dapat didownload disini 

6. Materi mengenai Pengimplementasian TIK pada pemerintah dan swasta dapat didownload disini
 

it's called dream Template by Ipietoon Cute Blog Design